Entah kenapa,
kurasakan puisinya tidak seperti dahulu,
kurasakan kumasih rindukan puisinya yang dulu,
yang selalu mengetuk jiwaku.
Aku tidak mengerti,
kenapa cerita darinya seakan tak mampu tembus lagi,
ke dalam lubuk hati ini,
seperti lain yang sering kubaca,
namun,
jika bisa tembus ke hati-hati lain,
aku mengerti,
amat mengerti ...
Jujurnya akulah yang tertewas itu,
jujurnya hatikulah yang sekeras kerikil,
kenapa yang lain mampu?
Kerana mereka tak sepertiku,
jiwa mereka mudah disentuh,
mudah dibelai sentuhan tarbiah...
Sedangkan aku,
hanyalah seorang kerdil,
namun aku,
bertambah kerdil,
dek hatiku yang kerikil,
dek jiwaku yang seakan berubah,
entah kenapa ...
Mengertilah,
bukan aku katakan puisimu tak sehandal dulu,
bukan kukatakan dirimu tak hebat menyentuh jiwaku.
Mengertilah,
aku juga manusia yang biasa,
perlukan dakwah dirimu,
aku,
cuma manusia,
sama sepertimu,
dan aku memerlukan tarbiah daripadamu,
andai engkau sudi membangunkan aku semula...
Jemput Follow :)
Mengertilah
Labels:
puisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment